
Sepucuk Surat dari Ruang Rindu Santri SPIDI
Namanya Kameela. Seorang santriwati yang baru saja menapaki dunia SMA. Anak seorang ekspatriat yang berasal dari Sulawesi Selatan, Kameela besar dan tumbuh di sebuah negara yang terletak di pesisir Atlantik yang berada di Afrika Tengah, bersama adik dan kedua orangtuanya, Ia sempat mengenyam dunia pendidikan sampai tingkat SMP disana. Itulah kenapa Kameela fasih berbahasa Inggris dan Prancis, bahkan, Kameela menguasai bahasa Arab dengan cukup baik. Kemampuan inilah yang membedakan Kameela dengan santri baru lainnya.
Ia menulis sepucuk surat dengan tulisan tangan yang sederhana. Tapi isinya begitu dalam, penuh curahan hati dan kerinduan kepada ayah, bunda, dan sang adik, Unyu.
Dalam surat itu, remaja usia 16 tahun ini menuturkan pengalaman pertamanya di sekolah putri berasrama. Ia mencurahkan rasa sedih karena harus jauh dari keluarga. Menulis keluh kesahnya, tentang proses yang harus Ia lalui di lingkungan baru.


“Aku nangis dalam shalat, keingat Ayah, Bunda, dan Unyu. Setiap malam sebelum tidur juga begitu,” tulisnya.
Meski awalnya, langkah Kameela terasa berat, karena harus berpisah dengan adik dan kedua orangtuanya yang harus kembali ke Negeri tersebut. Kameela memutuskan untuk memilih kembali ke tanah air, ke kampung halaman ayahnya, Makassar, Sulawesi Selatan. Atas keinginannya sendiri, Ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah boarding agar bisa belajar lebih banyak lagi mengenai agama.
Ketika perasaan sedih dan rindu itu bergejolak, awalnya Ia hanya menyalurkan rasa rindunya lewat tulisan. Namun seiring waktu, ketika rindu dan gundah semakin tak tertahan, Kameela pun meluapkannya kepada pembina asrama dan gurunya, dalam bentuk tangisan yang deras, tak berhenti meski sudah didekap, ditenangkan, dan disemangati dengan bisikan lembut dan penuh kasih sayang.
Namun Kameela kembali tegat ketika teringat pesan sang ayah sebelum berpamitan, “Nak, Al-Qur’an dulu sebelum yang lain. Kalau Al-Qur’an sudah masuk, ilmu yang lain akan lebih mudah diterima. Kamu pasti bisa.” Kameela bertekad Ia ingin menghadiahkan kedua orangtuanya Mahkota di surga kelak.
Kameela yakin di Sekolah Putri Darul Istiqamah inilah dia bisa mewujudkan harapan ayah dan ibunya.. perhatian dan dukungan dari guru serta teman-teman adalah hal yang sangat berarti untuk meraih asa dan impiannya. Perhatian, kehangatan bak keluarga, empati, dan dukungan emosional menjadi hal yang lebih penting dari segala fasilitas, ruang ber-AC, atau bangunan megah sekali pun.
Karena sesungguhnya, yang menyentuh hati adalah yang berasal dari hatiā¦