Mengolah sampah plastik menjadi barang bernilai guna, menjadi salah satu upaya mengatasi permasalahan sampah. Hal tersebut mendorong siswi Sekolah Putri Darul Istiqamah (SPIDI), untuk mengkreasikan limbah plastik yang ada.
Tidak hanya membuat barang hiasan ataupun pernak-pernik. Namun siswi SPIDI berhasil mengkreasikan sampah menjadi furnitur, berupa meja dan kursi.
Kursi dan meja dari limbah plastik ini menjadi alternatif untuk memanfaatkan sampah anorganik, yang susah diurai. Inovasi kursi dan meja ini dibuat dari bahan botol plastik bekas, oleh siswi kelas VIII C SPIDI.
Syifa Nur Qalbi Aslan salah satu siswi kelas VIII menjelaskan, kreasinya ini dikenal dengan nama ecobrick. Ecobrick jika diartikan ke bahasa Indonesia adalah bata ramah lingkungan (idntimes). Proses pengerjaan ecobrick mereka lakukan selama satu minggu.
“Bahannya dari sampah anorganik, sampah yang tidak dapat diuraikan. Selama ini rasanya berpikir kalau ini bisa jadi sebulan, ternyata bisa jadi cepat yaitu seminggu.” Kata Nur Qalbi
Meja dan kursi ecobrick, dipajang saat Learning Exhibition SPIDI pekan lalu. Meja dan kursi ini bukan hanya solusi masalah sampah, tetapi menjadi furniture yang menambah dekorasi rumah. Sehingga bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat.
“Anak-anak yang memanfaatkan lingkungan sekitar SPIDI, dapat mengolah limbah organik maupun anorganik menjadi suatu karya yang mempunyai nilai jual dan bermanfaat bagi masyarakat.” Kata Ibu Haslindayani, salah seorang guru di SPIDI.
Ibu Linda dan siswi SPIDI, berharap kreasi siswi SPIDI dapat dicontoh untuk diterapkan di rumah. Agar masyarakat bisa mendekorasi rumah, dengan sederhana dan solutif, tetapi memiliki nilai estetika.