“Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” [QS. Al-Qamar: 17].

===

Inilah kisahku bagaimana akhirnya bisa masuk Sekolah Putri Darul Istiqamah dan atas izin Allah Subhanahu Wa Ta’aala, saya dapat menyelesaikan setoran hafalan Al-Quran 30 juz.

Sekitar tiga tahun yang lalu, saya masuk SPIDI. Saat itu saya sudah duduk di level 8 SMP dengan statu siswi pindahan.

Awal masuk SPIDI, saya sangat tidak suka karena banyaknya peraturan yang yang harus dipatuhi. Dari ketidaksukaan itu mungkin sudah bisa kelihatan kalau saya jarang mematuhi aturan.

Di SPIDI, kami harus shalat berjamaah tepat waktu, sementara sebelumnya saya jarang shalat. Sendiri saja malas apalagi berjamaah. Belum lagi ditambah Daily Activity yang super padat. Bisa dibayangkan bagaimana perasaanku kala itu.

Saya sempat meminta untuk pindah sekolah, namun orangtua melarang. Saya tidak suka kalau mereka bilang SPIDI adalah sekolah yang bagus.

Tapi setidak-sukanya saya dengan SPIDI, saya tetap bertahan hingga level 9 dan lulus menjadi alumni Sekolah Putri Darul Istiqamah tingkat SMP.

Setelah tamat, saya bingung mau lanjut ke mana. Saya dan orangtua mencari-cari sekolah untuk lanjut ke Sekolah Menengah Atas. Orangtua sudah memilihkan beberapa sekolah, saya juga sempat berkunjung ke beberapa sekolah tersebut.

Tapi tidak tahu kenapa, tiba-tiba muncul keinginan saya untuk lanjut di SPIDI. Orangtuaku pun saat kusampaikan keinginanku itu setuju. Akhirnya kuputuskanlah melanjutkan pendidikanku di SPIDI.

Saat itu, saya menyadari bahwa inilah awal yang baru. Menurutku, tidak ada kata terlambat untuk berubah selagi kita masih hidup.

Saya kembali masuk SPIDI dengan mengmbil program Tahfidzul Qur’an. Saya ingin membanggakan kedua orangtua saya. Sudah sejak lama mereka menginginkan saya menjadi seorang hafidzah.

SPIDI memiliki program Karantina Tahfidz. Alhamdulillaah, saya termasuk salah seorang yang terpilih.

Awal karantina, saya belum bisa mencapai target yang diberikan ,yaitu satu hari satu juz. Hari pertama saja saya hanya bisa mencapai empat lembar. Sempat iri dengan teman-teman di sana yang hafalannya sudah banyak padahal kami sama-sama masuk karantina.

Akhirnya saya mulai fokus menghafal. Semakin banyak hafalan saya, semakin saya merasakan pusing, capek, sampai sakit. Tapi tenang, itu namanya cobaan.

Di SPIDI saya memiliki seorang ustadz yang akrab disapa ustd. Mujahid. Beliau seorang ustad yang disenangi sekaligus disegani oleh siswi. Beliau selalu memberikan motivasi agar siswi SPIDI semangat untuk menghafal. Suatu hari beiau pernah bilang,

“Semakin besar kemuliaan yang kita dapat, semakin besar pula beban yang harus kita tanggung.”

Jadi, jangan pernah berhenti berusaha, lelahmu tidak akan sia-sia jika itu untuk ilmu akhirat. Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta’aala pernah berjanji dalam kalamNya;

“Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” [QS. Al-Qamar: 17].

Alhamdulillaah, setelah satu bulan di karantina, saya khatam menyetorkan hafalan Al-Quran 30 Juz.

Saya percaya dengan kalimat inspiratif ini, bahwa Tuhan tidak menciptakan manusia untuk menjadi sia-sia. Dan yang harus kalian ketahui adalah,

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak.” [Qs. Al-Baqarah:216].

Terima kasih untuk orangtua saya.
Terima kasih ustd. Mujahid, kepala Tahfidzul Quran SPIDI
Terima kasih ustadzah Mukhlisah, Direktur Eksekutif SPIDI
Terima kasih teman-temanku,
Dan terima kasih untuk Sekolah Putri Darul Istiqamah.

Ameliah Muthmainnah Shaleh

Beberapa hari yang lalu, admin sempat berbicara dengan orangtua ananda nun jauh di sana, di Tanah Papua. Ayahnya sangat senang, bahagia, bahkan meneteskan air mata ketika mendengar kabar bahwa ananda Amel sudah selesai menyetorkan hafalan Al-Quran 30 juznya.

Ayah bunda, semoga ini menjadi motivasi untuk kita semua agar terus berikhtiar dekat dengan Al-Quran, mempelajari, membaca, menghafal dan mengamalkannya.

Aamiin.

Barakallaahu fiikum

Sekolah Putri Darul Istiqamah